Edisi 1802
Bismillah, Alhamdulillah wash shalatu was salaamu ‘alaa rasuulillah, wa ba’du.
Pernahkah kita mendengarkan orang yang mengeluh seperti ini,
“Saya tiap hari udah berdoa, tetep aja miskin…”
“Setiap sholat saya berdoa, agar anak saya lulus ujian, tapi kenapa anak saya gagal ya Allah…”
“Katanya Allah Maha mengabulkan doa, buktinya sampai sekarang doa saya belum pernah terkabul…”
Padahal Allah Maha mengabulkan doa.
Bisakah kita memberikan penjelasan kepada mereka yang memandang Allah dengan pandangan demikian? Lantas bagaimana sikap yang tepat saat kita atau orang yang curhat kepada kita merasa doanya belum dikabulkan oleh Allah?
Allah Itu Al Mujib (Yang Maha Mengabulkan)
Di antara nama Allah adalah Al Mujib, yaitu Allah mengabulkan setiap doa, sebagaimana firman-Nya yang artinya,
“Dan Rabbmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu’.” (Q.S. Al Mu’min: 60).
Syaikh Abdurrahman As Sa’di rahimahullah ketika menjelaskan ayat ini mengatakan,
“Ini adalah bagian dari kelembutan Allah terhadap hamba-hambaNya dan nikmatNya yang sangat besar, di mana Dia menyeru mereka kepada apa yang di dalamnya terdapat kebaikan bagi agama dan dunia mereka, dan Dia perintahkan mereka untuk berdoa dengan doa ibadah dan doa permohonan, dan Dia berjanji kepada mereka akan mengabulkannya.” (Taisir Karimir Rahman, Syaikh Abdurrahman As Sa’di).
Ketika Allah mengatakan Dia akan mengabulkan doa para hamba-Nya maka Allah sama sekali tidak akan menyalahi janji-Nya. Allah Ta’ala berfirman yang aitinya,
“Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.” (Q.S. Ali Imran : 9).
Allah sangat mencintai hamba-Nya yang mau berdoa, bahkan Allah murka kepada hamba-Nya yang sombong tidak mau berdoa kepada-Nya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah dibandingkan doa”. (H.R. Tirmidzi no. 3370).
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
“Barang siapa yang tidak berdoa kepada Allah, niscaya Allah akan murka padanya.” (H.R. Ahmad).
Pengabulan Allah terhadap doa
Asy-Syaikh Muhammad Khalil Harras berkata, “Di antara nama Allah adalah al-Mujib. Kata ini adalah bentuk isim fa’il dari kata mashdar ‘ijabah’ (bermakna mengabulkan atau menjawab). Pengabulan Allah Ta’ala ada dua macam:
- Pengabulan secara umum bagi tiap yang berdoa kepada-Nya dengan doa ibadah atau doa mas`alah.
Doa ibadah adalah suatu ucapan yang bertujuan memuji Allah Ta’ala dengan menyebut nama-nama-Nya yang Maha Indah dan sifat-sifat-Nya yang Maha Tinggi tanpa diiringi oleh permintaan keperluan tertentu.
Adapun doa mas`alah adalah seorang hamba berkata, “Ya Allah, berikan kepadaku sesuatu, atau hindarkan dariku sesuatu”. Hal ini dilakukan oleh manusia yang baik maupun yang jahat.
Allah Ta’ala akan mengabulkan bagi siapa yang Allah kehendaki dari hamba yang berdoa kepada-Nya sesuai dengan hikmah-Nya. Pengabulan doa tidak khusus bagi orang yang ikhlas dan bertakwa, karena kebaikan Allah Ta’ala mencakup orang yang baik dan orang yang jahat sekalipun, sedangkan rahmat-Nya meliputi segala sesuatu.
Oleh karena itu, pengabulan doa semacam ini tidak menunjukkan baiknya keadaan orang yang berdoa dan terkabul doanya, selama tidak ada padanya tanda kejujuran dan kebenaran, seperti doa para Nabi. Misal doa para nabi untuk kebaikan kaumnya, atau doa untuk kecelakaan kaum yang membangkang terhadap mereka, lantas Allah mengabulkan doanya. Ketika itu, pengabulan doa mereka oleh Allah menunjukkan kejujuran mereka dalam hal berita yang disampaikan dan kemuliaan mereka di hadapan Allah Ta’ala.
- Pengabulan doa secara khusus
Jenis pengabulan doa yang ini memiliki sebab yang banyak. Di antaranya, seseorang telah berada pada keadaan yang sangat sempit dan terjatuh pada kesulitan yang sangat berat untuk ditanggung, lalu dia berdoa kepada Allah Ta’ala. Allah mengabulkan doanya dan menghilangkan kesulitannya sebagaimana firman-Nya (yang artinya),
“Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia menyelamatkan Kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterima kasih.” (Q.S. Al Isra’: 67).
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).” (QS. An Naml: 62).
Hal itu karena dia merasa sangat membutuhkan pertolongan Allah Ta’ala dan merasa sangat hancur kalbunya di hadapan Allah Ta’ala serta terlepas ketergantungannya dari makhluk. (Syarhu Al Qashidah An Nuniyyah, dengan sedikit diringkas).
Apakah ada doa yang tidak dikabulkan oleh Allah?
Setelah kita tahu bahwa Allah Maha mengabulkan doa, maka timbul pertanyaan, “Kenapa ada orang yang doanya tidak dikabulkan sama Allah ya? Ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan doa terhalangi dari dikabulkan oleh Allah.
- Doa dari hati yang lalai.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (H.R. Tirmidzi no. 3479).
- Tergesa-gesa dalam berdoa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doa yang dipanjatkan seseorang di antara kalian akan dikabulkan selama dia tidak tergesa-gesa. Dirinya berkata, ‘Aku telah berdoa namun tidak juga terkabul’.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
- Berdoa untuk keburukan atau memutus sillaturrahim.
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Doa seorang hamba akan senantiasa dikabulkan, selama dia berdoa bukan untuk keburukan atau memutus tali silaturahim.” (H.R. Muslim).
- Makan dan minum serta hidup dari barang yang haram.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan,
“Seorang laki-laki yang lusuh lagi kumal karena lama bepergian mengangkat kedua tanganya ke langit tinggi-tinggi dan berdoa, ‘Ya Rabbi, ya Rabbi’, sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dagingnya tumbuh dari yang haram, maka bagaimana doanya bisa terkabulkan?” (H.R. Muslim).
Allah kabulkan doa tidak hanya dengan satu jalan saja
Setelah kita mengetahui faktor-faktor terhalangnya doa, kemudian ternyata kita merasa tidak ada faktor pengahalang doa pada diri kita, maka perlu kita ketahui, bahwa Allah mengabulkan doa tidak hanya dengan satu jalan saja.
Allah mengabulkan doa dengan beberapa jalan sebagaimana dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahim melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan doanya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdoa.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan doa-doa kalian.” (H.R. Ahmad).
Bisa jadi Allah menunda mengabulkan doa. Bisa jadi pula Allah mengganti keinginan kita dalam doa dengan sesuatu yang Allah anggap lebih baik. Atau bisa jadi pula Allah akan mengganti dengan pahala di akhirat. Jadi janganlah kita lelah berdoa, karena setiap doa yang kita panjatkan tidaklah sia-sia.
Jangan pula kita melakukan hal-hal yang justru bisa menjadi penghalang terkabulnya doa. Apalagi sampai berburuk sangka dan berkata-kata tidak selayaknya kita ucapkan kepada Allah, na’udzubillah min dzalik, padahal kitalah yang seharusnya muhasabah diri, dengan terus memperbaiki doa-doa kita kepada Allah dengan penuh adab dan kekhusyukan hati.
Wa shallallahu ‘alaa nabiyyina Muhammadin wa ’alaa aalihi wa shahbihi wa sallam, wa aakhiru da’waana anilhamdulillahi rabbil ‘aalamiin.
Penulis : Hasim Ikhwanudin, S.Ars. (Alumnus Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta)
Muroja’ah : Ustaz Abu Salman, B.I.S.